Kamis, 06 Mei 2010

Kecap Bango memperkuat merek dengan budaya



' Tidak ada kecap nomor dua, semua nomor satu.' Itulah joke yang ada di masyarakat. Hanya saja, strategi bisnis yang tepatlah yang akan menjadikan sebuah merek kecap benar-benar menjadi nomor satu.

Menyambut 100 tahun Kebangkitan Nasional tahun ini, banyak kegiatan dilakukan dengan mengangkat tema nasionalisme. Tema itu pula yang diangkat Kecap Bango milik PT Unilever Indonesia Tbk saat mengusung Festival Jajanan Bango (FJB) tahun ini yang bertujuan melestarikan makanan tradisional Indonesia.

Apalagi tahun ini juga bersamaan dengan perayaan 80 tahun Bango sebagai merek kecap asli Indonesia, sehingga tema yang diangkat adalah 80 Tahun Bango, Kualitas Sepanjang Masa.

“ Digelarnya FJB menjadi dukungan program Visit Indonesia Year 2008 melalui wisata kuliner karena makanan adalah bagian yang penting dari budaya," ujar Okty Damayanti, Food Managing Director PT Unilever Indonesia Tbk.

Sebagai produk asli Indonesia, Bango seakan menjadi merek dagang yang tidak lepas dari citra masakan Indonesia yang akrab dengan kecap sebagai bumbu pelengkap. Setelah diakuisisi Unilever dari perusahaan terdahulu PT Sakura Aneka Food, Bango menunjukkan kemajuan yang sangat pesat.

Padahal, sebelumnya, kecap yang terakhir dimiliki generasi ketiga keluarga Eppy Kartadinata dan bermukim di kawasan Benteng Tangerang ini hanya dijual di sebuah sudut rumah. Pemasaran kemudian berlanjut hingga mencapai ke toko-toko di sekitar wilayah Tangerang.

Dari sistem penjualan dari mulut ke mulut (word of mouth), Bango dikenal di hampir seluruh penjuru Kota Tangerang, DKI Jakarta, dan sekitarnya. Kualitas dan rasa yang dijaga sejak diperjualbelikan pada 1928 ini menjadikan Bango menjadi salah satu merek kecap terbaik yang ada di Indonesia dan bermutu prima.

Meski sempat mengalami krisis dan beberapa kali jatuh bangun dalammenjalankan bisnis kecap, Bango akhirnya dapat bertahan hingga dipinang Unilever pada 2001.

Kecap Bango berhasil lolos uji FDA (Food & Drug Agency), badan yang mengawasi obat dan makanan di Amerika Serikat. Bango pun mampu merambah pasar hingga ke mancanegara seperti Singapura, Kanada, Australia, dan Eropa serta Amerika Serikat.

Sebagai bahan dasar masakan tradisional, target pasar Bango adalah kalangan ibu rumah tangga dan pedagang masakan tradisional Indonesia. Dengan kekayaan tradisi dan budaya dari Sabang hingga Merauke, banyak sekali masakan Indonesia menggunakan kecap sebagai salah satu bahan bumbu, terutama kecap manis.

Kecap yang terbuat dari kedelai hitam, gula, garam, kelapa, dan air akan menambah kekayaan cita rasa masakan Indonesia. Sejak 1928 Bango tetap konsisten menggunakan kedelai hitam sebagai bahan baku utama dalam proses pembuatan kecap.

FJB yang sudah digelar sejak 2005 seakan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Bango yang secara khusus mempopulerkan warisan kuliner Nusantara Indonesia. Tahun ini FJB akan hadir di Surabaya, Jakarta dan Bandung. Sesuai dengan tema pilihannya, FJB akan menghadirkan serba 80, sesuai dengan usia ulang tahun ke-80.

###

Nama: Kurnita Milasari
No.tlpn: 085693911888
Email: nieta.nyitnyit@yahoo.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar